Perkosaan asal kata dari perkosa, yang berarti pemaksaan kehendak oleh satu pihak kepada pihak lain. Disini terdapat dua pihak, dimana pihak pertama lebih berkuasa untuk memaksa, dan pihak kedua tidak mempunyai kuasa untuk menolak kehendak pihak kedua. Yang bisa dilakukan oleh pihak kedua hanya bisa melawan sekuat tenaga, minimal menjerit sejadi-jadinya.
Upsh, Jangan berpikiran kotor dulu, kenapa saya ingin melontarkan uneg-uneg ini. Saya tidak bermaksud mengajak anda untuk berpikir kotor, apalagi di bulan puasa ini. Tapi, saya hanya ingin menggugah kepedulian kita semua atas nasib KITA.
KITA?
Yah, Kita. Saya dan anda yang membaca tulisan saya ini. Termasuk pendamping setia saya yang sekarang menemani saya menulis catatan saya ini. Juga termasuk anak-anak saya yang sekarang telah tertidur lelap, yang tanpa sadar pikirannya telah diperkosa oleh pihak-pihak yang mempunyai kuasa untuk memperkosa.
Sadarkah anda ketika anda melihat sekeliling anda, Anda telah diperkosa oleh IKLAN.
Dalam berbagai bentuk, iklan telah sukses tak terbantahkan memperkosa ruang publik kita, bahkan ruang privasi kita sekalipun. Di setiap sudut kota, kampung, dan di dalam kamar pun anda dipaksa untuk melihat iklan. Bahkan, di Handphone yang anda pegang... anda terpaksa menerima sms iklan.
Apakah iklan tersebut anda inginkan? Tentu tidak. Mengapa mereka bisa hadir di setiap sudut pandangan kita? Karena mereka memiliki kekuasaan untuk memaksa kita melihat iklan tersebut. Jika anda tidak menginginkan untuk melihat iklan tersebut, namun iklan-iklan itu tetap hadir dalam kehidupan anda, artinya Iklan telah sukses memperkosa anda.
Memang, tujuan dari iklan adalah untuk memberikan informasi produk kepada konsumen dan calon konsumen. Diharapkan, dengan penyampaian yang terus menerus hingga menguasai ruang publik calon konsumen, iklan dapat memberikan auto sugesti kepada calon konsumen ketika dihadapkan pilihan untuk membeli suatu produk atau layanan.
Namun, ketika iklan telah memasuki ruang privasi calon konsumen, menurut saya ini sudah sebuah pelanggaran hak asasi manusia. Iklan yang saya maksudkan adalah iklan yang hadir melalui sms di pesawat Hand Phone. Ini yang saya anggap telah melanggar hak asasi manusia.
Ketika saya sedang tidur nyenyak, tiba-tiba HP saya berbunyi hingga membangunkan saya dari keterlelapan. Karena datangnya sms di tengah malam, saya pikir itu pesan yang sangat penting, maka saya terpaksa bangun untuk sekedar melihat isi pesan. Betapa kesalnya saya, ketika saya baca ternyata hanya sebuah iklan untuk mengikuti layanan RBT dengan iming-iming hadiah jutaan rupiah.
Jika hanya sekali, mungkin saya menganggap itu hanya sms iklan yang terlambat masuk ke HP saya, namun jika terjadi berkali-kali, ini bukan lagi ketidak sengajaan, namun sudah diniati oleh operator Telepon selular untuk memasuki ruang privasi saya. Saya merasa telah dilangkahi hak-hak privasi saya.
Jika anda mengalami hal yang seperti saya alami, berarti saya tidak sendiri. Perlu sebuah Class Action untuk menghentikan kebiadaban para pemasang iklan ini.