May 25, 2014

Medan Perang Abad Millenium : Social Media

Media Sosial sudah menjadi gaya hidup sebagian besar orang, khususnya Facebook. Interaksi dunia maya telah menghapus ruang jarak dan waktu. Bahkan, media sosial telah dicap 'mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat'. Entah mengapa disebut demikian. Saya kira para pengguna media sosial lebih tau. Dan ini adalah Fakta, bukan rekayasa. Jika anda tidak percaya, tatap mata saya..

Fenomena yang terjadi belakangan ini, media sosial seperti Facebook, Kaskus, Kompasiana, Blog, dan sejenisnya malah dijadikan medan perang. Bukan dengan senjata, tapi dengan tajamnya kata-kata. Setajam Silet (#baca dengan gaya infotainment).

Contoh Pilpres (atau Pileg/Pilkada) mungkin terlalu luas untuk menggambarkan perang status di media sosial, dan tidak sedikit juga yang memperdulikannya. Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena media sosial dijadikan medan tempur sangat mudah kita temui. Tujuannya sama, untuk memenangkan ego si pembuat status.

Dalam ruang lingkup yang lebih kecil,

seorang remaja putri mengupdate status :
"K4mU m3m4n9 t4k p3rn4h 6i54 n93rtiin 4ku !!!"


Beberapa saat kemudian, seorang remaja putra mengupdate status :
"Semua maumu telah kuturuti, kok masih dibilang gak pernah mengerti kamu???"

Rupanya sepasang muda-mudi ini sedang dilanda demam amarah rupanya. Hubungan mereka Putus. Alkisah, si pemuda ditemukan tewas mengenaskan. Menurut saksi mata, pemuda itu tewas karena disambar petir saat main bola di lapangan. #Tragis.

Bahkan, ini juga terjadi pada sebuah hubungan persahabatan yang awalnya terjalin akrab, tekun, serta lama.

Entah karena apa, Si A  mengupdate status :
"Sahabat itu tak pernah menyakiti, menghindar mungkin jalan yang terbaik !!!"


Beberapa saat kemudian, si B mengupdate status :
"Kebenaran itu harus diungkapkan, meski seringkali menyakitkan. Kulakukan ini karena aku peduli !!!"

Hari-hari selanjutnya, mereka berdua tak pernah bertegur sapa saat bertemu. Bahkan menghindar dan membuang muka ketika berpapasan. Saking kerasnya membuang muka, tak sadar disampingnya ada tembok beton. Salah satu dari keduanya berakhir tragis dengan terkapar tak berdaya di ICU khusus penyakit ISPA. #Mengenaskan.

Cerita di atas hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, kejadian, atau tempat, semuanya murni disengaja.

Artikel Terkait