May 21, 2009

Angels & Demons

Tags

Bagikan/Simpan/Bookmarks

Buat yang belum pernah membaca novel Angels and Demons (A&D) karya Dan Brown, tentu saja menonton film dengan judul yang sama ini akan mengasikkan dan penuh ketegangan. Namun bagi yang sudah pernah membaca novelnya, saya ingatkan sejak awal bahwa anda pasti akan sedikit (atau bahkan banyak) kecewa sama seperti kecewanya ketika membandingkan antara film Da Vinci Code dan novelnya.

Entah untuk pertimbangan mempersingkat waktu tayang atau ada alasan lain di belakangnya, Ron Howard, sutradara Film A&D, banyak sekali memutilasi adegan-adegan, plot cerita, dan tokoh-tokoh penting dalam novel A&D.

Mutilasi yang pertama adalah ditiadakannya beberapa tokoh kunci seperti Maximillian Kohler dan Leonardo Vetra. Kohler adalah seorang ilmuwan pintar dan dingin, yang lumpuh kakinya karena orang tuanya tidak mau membawanya ke dokter ketika dia terserang demam saat masih kecil, dan lebih percaya bahwa tangan Tuhanlah yang akan menyembuhkan Kohler. Berbekal pengalaman pahit itulah Kohler, bekerja sama dengan ilmuwan fisika yang religius yakni Leonardo Vetra berhasil menemukan ”antimateri”, zat yang konon katanya merupakan cikal bakal terjadinya alam semesta, dan mencoba membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan agama bukanlah sesuatu hal yang harus dipertentangkan. Bayangkan, betapa cerita A&D kehilangan ruhnya ketika Ron Howard memutuskan untuk meniadakan dua tokoh kunci ini dalam film A&D.



Mutilsi yang kedua adalah tentang penggambaran tokoh pembunuh para Kardinal penerus Paus, yakni Hassassin. Dalam novel A&D, Hassassin digambarkan sebagai seorang keturunan timur tengah yang di”brain wash” untuk mempercayai bahwa ia mempunyai tugas penting dari Pemimpin Iluminati, sebuah perkumpulan ilmuwan yang menentang otoriter gereja. Dalam versi filmnya Hassassin jauh sekali dari tampang timur tengah dan tidak pernah menggumam dalam bahasa arab, seperti yang digambarkan dalam novelnya. Untuk mutilasi ini, saya mencoba menghibur diri bahwa Ron Howard mencoba menghindari polemik atau boikot bila menggambarkan seorang keturunan timur tengah (yang nota bene kebanyakan adalah muslim) bertugas membunuh para calon Paus.

Mutilasi yang ketiga adalah ditiadakannya tokoh Gunther Glick, seorang wartawan BBC yang mengalami kejenuhan dalam karirnya karena ditugaskan meliput proses penggantian Paus yang baginya adalah hal yang paling tidak berguna dan membosankan.

Mutilasi yang keempat, dan bagi saya ini justru ini yang terparah, yakni ditiadakannya adegan yang paling mencengangkan berupa pengakuan Kardinal Mortati mengenai suatu rahasia besar yang melibatkan Paus. Dalam novelnya, adegan yang dimuat dibagian terakhir novel ini merupakan klimaks dari inti cerita keseluruhan, sedangkan dalam filmya, pengakuan tersebut hanya digambarkan dalam suatu adegan yang diceritakan secara sambil lalu dan apabila penonton tidak jeli, maka bisa kehilangan adegan tersebut.

Namun bagaimanapun, menonton A&D sebenarnya memberikan keasikan visual tersendiri. Bila dalam film Da Vinci Code kita dipuaskan dengan karya-karya Leonardo da Vinci yang terbentang antara Paris dan London. Dalam film ini kita disuguhkan oleh karya-karya indah dari seniman-seniman dunia jaman Renaissance macam Michaelangelo dan Bernini yang tersebar di Vatikan dan Roma serta suguhan sejarah mengenai awal pertentangan antara ilmuwan Galileo versus Gereja Vatikan, yang konon katanya merupakan cikal bakal lahirnya perkumpulan Iluminati.

Menonton A&D juga menambah wawasan, antara lain menyangkut bagaimana proses pemilihan Paus dilakukan, yakni dengan melakukan voting secara tertutup oleh para Kardinal dari seluruh dunia di sebuah ruangan tertutup di Kapel Sistine (Sistine Chapel). Khalayak ramai hanya bisa melihat apakah conclave (rapat pemilihan Paus) telah berhasil atau tidak dengan melihat asap yang keluar dari cerobong Kapel. Bila asap yang keluar hitam, berarti rapat belum membawa hasil, artinya belum ada Paus yang terpilih, sedangkan apabila asap yang keluar berwarna putih maka berarti Paus baru telah terpilih.

Oke deh, buat yang belum baca novel A&D, sebaiknya nonton filmnya aja dulu karena dijamin lumayan bakal mengasikkan dan menegangkan, sedangkan bagi yang sudah membaca novelnya, yah siap-siap agak kecewalah…hehehe.

Dengan memasukkan email Anda, berarti setuju untuk selalu mengupdate artikel terbaru dari uziek. Masukkan Alamat Email Anda :

Dikirim oleh: Mbah Google








Artikel Terkait