Kalimat ini lagi ngetren di Nitnut Radio. Pencetusnya siapa lagi kalo bukan DJ Senior kita; Ken Sadewo Yooaryaan.. 😄😄😄.
'Cletukhan' yang sengaja dilontarkan oleh sang DJ saat lagu (bollywood) berkumandang ini spontan dan selanjutnya sengaja dilakukan. Maksud dan tujuannya adalah untuk memberi warna yang berbeda pada model siaran ala Nitnut.
Disamping sebagai ciri khas, Nitnut Radio memang sengaja mengusung kearifan lokal (dari masing-masing DJ) dalam hal penyiaran.
Dari pengalaman traveling ke berbagai wilayah Nusantara, hampir semua siaran radio yang saya dengarkan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Jakarta. Dan ini yang selalu saya keluhkan.. lah wong Nusantara ini kaya sak kaya-kayanya dalam hal bahasa dan dialek, lah kok siaran radionya semuanya berbahasa Indonesia dengan dialek Jakarta? Lalu dimana letak kekayaan dan keragaman bahasa daerah kita?
Saya haqqul yakin, cara berbahasa Indonesia orang Jawa Timur pasti berbeda dengan cara orang Jawa Tengah, apalagi dengan orang Kalimantan atau Papua. Lah wong sesama Jawa Timurnya saja dialek bahasa Indonesianya berbeda, kok.
Gak percaya? Dengar saja kalo orang Madura (yang masih berada di Provinsi Jawa Timur) berbahasa Indonesia, pasti berbeda dengan cara orang Surabaya berdialek bahasa Indonesia. Padahal wilayahnya hanya terpisah selat sejauh 3000 Meter.
Di Nitnut Radio, semua DJ dibebaskan berbahasa apa saja dengan dialek apa saja. Mbak Aida yang dari Surabaya bebas berbahasa Suroboyoan.. dengan clathuan khasnya.. Mas Ken yang Orang Malang, monggo berbahasa Malangan dengan clethukan khasnya, Yusuf Akbar yang dari Jombang, dipersilahkan mumbul ala Jombangannya.. Dan saya? Bo abbo.. tak usah dibahas ya.. nanti gak pes-kempes, tak iya?
Tapi jangan salah, konon menurut informasi intelegen yang patut diragukan kebenarannya, lembaga pemberantas korupsi di negeri ini dibuat dan dibentuk atas inisiatif orang Madura, makanya lembaga ini diberi nama Ka PeKa.
kembali ke topik Nitnut Radio, semua DJ nya bebas berekspresi dan berbahasa apa saja, yang penting masih bisa dimengerti oleh pendengar Nitnut dari golongan mahluk yang disebut Manusia.
Lagu-lagunya boleh saja 100% Bollywood, ini hanya masalah selera dan segmentasi Nitnut. Namun bahasa pengantarnya tetap membawa misi kearifan lokal yang akan terus menjelajah ruang dengar global.
Mau dengerin Nitnut Radio?
Download aja di Playstore.
'Cletukhan' yang sengaja dilontarkan oleh sang DJ saat lagu (bollywood) berkumandang ini spontan dan selanjutnya sengaja dilakukan. Maksud dan tujuannya adalah untuk memberi warna yang berbeda pada model siaran ala Nitnut.
Disamping sebagai ciri khas, Nitnut Radio memang sengaja mengusung kearifan lokal (dari masing-masing DJ) dalam hal penyiaran.
Dari pengalaman traveling ke berbagai wilayah Nusantara, hampir semua siaran radio yang saya dengarkan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Jakarta. Dan ini yang selalu saya keluhkan.. lah wong Nusantara ini kaya sak kaya-kayanya dalam hal bahasa dan dialek, lah kok siaran radionya semuanya berbahasa Indonesia dengan dialek Jakarta? Lalu dimana letak kekayaan dan keragaman bahasa daerah kita?
Saya haqqul yakin, cara berbahasa Indonesia orang Jawa Timur pasti berbeda dengan cara orang Jawa Tengah, apalagi dengan orang Kalimantan atau Papua. Lah wong sesama Jawa Timurnya saja dialek bahasa Indonesianya berbeda, kok.
Gak percaya? Dengar saja kalo orang Madura (yang masih berada di Provinsi Jawa Timur) berbahasa Indonesia, pasti berbeda dengan cara orang Surabaya berdialek bahasa Indonesia. Padahal wilayahnya hanya terpisah selat sejauh 3000 Meter.
Di Nitnut Radio, semua DJ dibebaskan berbahasa apa saja dengan dialek apa saja. Mbak Aida yang dari Surabaya bebas berbahasa Suroboyoan.. dengan clathuan khasnya.. Mas Ken yang Orang Malang, monggo berbahasa Malangan dengan clethukan khasnya, Yusuf Akbar yang dari Jombang, dipersilahkan mumbul ala Jombangannya.. Dan saya? Bo abbo.. tak usah dibahas ya.. nanti gak pes-kempes, tak iya?
Tapi jangan salah, konon menurut informasi intelegen yang patut diragukan kebenarannya, lembaga pemberantas korupsi di negeri ini dibuat dan dibentuk atas inisiatif orang Madura, makanya lembaga ini diberi nama Ka PeKa.
kembali ke topik Nitnut Radio, semua DJ nya bebas berekspresi dan berbahasa apa saja, yang penting masih bisa dimengerti oleh pendengar Nitnut dari golongan mahluk yang disebut Manusia.
Lagu-lagunya boleh saja 100% Bollywood, ini hanya masalah selera dan segmentasi Nitnut. Namun bahasa pengantarnya tetap membawa misi kearifan lokal yang akan terus menjelajah ruang dengar global.
Mau dengerin Nitnut Radio?
Download aja di Playstore.