Salah satu film favoritku yang hingga saat ini sering ku tonton adalah Trilogi Back To The Future. Film ini disutradarai oleh Robert Zemeckis, dan pemeran utamanya adalah Michael J. Fox, Christopher Lloyd, Lea Thompson, dan Crispin Glover. Tanggal rilisnya pada 3 Juli 1985. Sudah 26 tahun berlalu sejak film yang dibintangi Michael J. Fox ini pertama kali diputar di bioskop. Waktu itu, Back to the Future berhasil jadi film yang meraup keuntungan terbanyak tahun 1985. Ia juga dinobatkan sebagai Film Science Fiction Terbaik di Saturn Award, dan mendapatkan penghargaan Best Effect di Academy Awards. Baru di tahun 1989, sekuel yang kedua Back To The Future II diproduksi, dan berlanjut Back To The Future III di tahun 1990.
Film ini bercerita tentang tokoh Marty dan Doc yang sebenarnya hidup
di tahun 1985, namun, karena ada berbagai masalah, mereka pergi ke berbagai era: tahun 1955, 2015, 1885, dan kembali lagi ke tahun 1985. Awalnya mesin waktu yang digunakan berbentuk mobil, tapi
dalam adegan terakhir di seri ketiga, Doc berhasil membuat mesin waktu
berbentuk lokomotif yang bisa terbang.
Hal yang paling menarik dari film ini adalah konsep parallel universe. Di situ kira-kira diceritakan bahwa alam semesta ini punya sejumlah alternatif situasi. Jadi misalnya kita hidup di tahun 2008 ini, terus berkelana entah ke masa depan atau masa lampau, lalu kembali ke tahun 2008, bisa saja situasi tahun 2008 saat kita kembali jauh berbeda dibandingkan situasi tahun 2008 saat kita pergi.
Back To The Future 1 (1985)
Bercerita mengenai Marty McFly, seorang remaja Amerika dengan kondisi ayah dan ibunya tidak harmonis, yang secara tidak sengaja dikirim kembali ke tahun 1955 dengan mesin waktu bertenaga plutonium DeLorean yang diciptakan oleh Ilmuwan (Doc) yang sedikit gila. Selama perjalanannya Marty harus memastikan bahwa orang tuanya yang masih remaja harus bertemu dan jatuh cinta, kalau tidak ia tidak akan lahir di masa depan. Tetapi itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena ada Biff yang selalu mengganggu ayahnya. Parahnya lagi, ibunya yang masih belia malah jatuh cinta pada Marty....
Back To The Future 2 (1989)
Marty (Michael J. Fox) dan sang professor, Doc (Christopher Lloyd) berhasil mengembangkan mesinya dan pergi
ke masa depan pada tahun 2015. Namun sekembalinya ke Hill Valley di tahun 1985 mereka menemukan
bahwa segala sesuatu telah berubah...!
Rupanya saat mereka di masa depan, musuh Marty, Biff Tannen, menemukan
buku sejarah olahraga yang dibeli Marty lalu digunakannya untuk meraih keuntungan besar
dalam judi dan mengacaukan Hill Valley. Untuk memperbaiki semuanya,
Marty dan Doc harus kembali ke masa lalu di tahun 1955.
Back To The Future 3 (1990)
Sekembalinya dari tahun 1955, Marty menerima surat dari Doc yang di tulis pada tahun 1885. Terpaksa, Marty kembali pada Doc yang berada di Tahun 1955 untuk memberi tahu bahwa Profesor nyeleneh ini terdampar di tahun 1885. Pada saat mencari Delorean sesuai petunjuk dalam surat Doc, Marty menemukan kuburan Doc yang meninggal pada tahun 1885, 7 hari setelah tanggal surat. Meninggalnya pun gara-gara hutang $80.
Marty kini harus terbang kembali mundur ke tahun 1885 untuk menolong sang professor, Doc Brown. Selamat dari
serangan bangsa Indian dan masyarakat yang kurang ramah, hingga berurusan dengan buronan Sheriff, Marty berpetualang ala koboi. Masalah lain muncul, bagaimana Marty harus menyeret Doc yang tengah jatuh cinta, kembali ke masa depan.
Fakta menarik tentang film karya Robert Zemeckis ini, adalah:
- Gara-gara buku tahunan
Ide awal film ini datang dari sang penulis naskah Bob Gale, yang menemukan buku tahunan SMA milik ayahnya. Bob lalu berpikir, bila ia bisa kembali ke masa lalu dan menemui ayahnya yang masih SMA, apakah mereka berdua akan berteman?
- Ditolak Disney
Film ini awalnya ditawarkan pada Disney, tapi Disney menolak mentah-mentah. Alasannya, film ini dianggap tak pantas bagi anak-anak, karena menampilkan cerita tentang ibu Marty (di tahun 1955) yang jatuh cinta pada anaknya sendiri (Marty, yang datang dari masa depan).
- Ditolak Columbia juga
Columbia Pictures juga menolak film ini, namun dengan alasan yang bertolak belakang dengan Disney. Columbia menganggap film ini kurang seksi dan kurang banyak menampilkan adegan kekerasan, sehingga tak akan terlalu menarik bagi anak muda. Maklum saja, waktu itu Columbia masih terbuai dengan kesuksesan film Fast Times at Ridgemont High dan Animal House.
- Mr Spock batal
Film ini seharusnya disutradarai oleh Leonar Nimoy (pemeran Mr Spock di Star Trek). Sayangnya, saat itu Leonard sedang sibuk menggarap film lain tentang penjelajah waktu (Star Trek IV: The Voyage Home).
- Ganti pemeran utama
Pemeran Marty McFly awalnya adalah seorang aktor bernama Eric Stoltz. Namun setelah syuting berjalan lima minggu, sutradara merasa kurang puas dengan penampilannya. Michael J. Fox pun dipanggil untuk menggantikan Eric. Nah, di DVD Blu-ray yang baru dirilis ini, Anda bisa melihat aksi Eric Stoltz sebagai Marty McFly, di menu Special Features.
- Spaceman from Pluto
Sid Sheinberg, presiden Universal Studio saat itu, merasa judul Back to the Future terlalu membingungkan bagi penonton. Ia mengusulkan pada sang produser Steven Spielberg untuk mengganti judulnya menjadi Spaceman from Pluto. Tentu saja Spielberg menolak mentah-mentah.
- Kulkas penjelajah waktu
Awalnya, mesin waktu di film ini akan digambarkan sebagai kulkas bertenaga laser. Namun karena produser takut anak-anak yang menonton akan meniru masuk ke dalam kulkas, maka digantilah mesin waktu tersebut menjadi berbentuk mobil.
- Ledakan atom terlalu mahal
Mobil mesin waktu DeLorean bisa terlempar kembali ke masa depan gara-gara sambaran petir. Padahal awalnya, sutradara bukan menginginkan sambaran petir, tapi ledakan atom. Bahkan film ini pun sempat akan diberi judul The Atomic Kid. Karena ledakan atom dianggap terlalu mahal, rencana ini pun dibatalkan.
- Dilatih Tony Hawk
Sebagai Marty McFly, Michael J. Fox diharuskan beradegan skateboard di dalam film. Agar ia mahir mengendalikan si papan seluncur, maka didatangkanlah Tony Hawk, juara dunia skateboard, untuk melatihnya. Namun tahun 1989, saat syuting Back to the Future Part II dimulai, Michael J.Fox sudah lupa cara bermain skateboard
- Remaja 30 tahun
Syuting Back to the Future Part II dan Part III dilakukan back-to-back alias langsung dan tanpa jeda. Pasalnya, Michael J.Fox saat itu sudah berumur 30 tahun, sedangkan dia harus memerankan Marty yang umurnya masih 17 tahun. Kalau syutingnya tak buru-buru diselesaikan, bisa-bisa di Part II kita akan melihat Marty sebagai remaja berwajah boros
Berikut beberapa Wallpaper yang di rilis Play Boy dalam rangka memperingati 25 tahun Back To The Future :