July 9, 2011

So what gitu, loh ???????

Tags

Telpon putus kami ganti”

Sebuah kalimat iklan yang tentunya anda semua tahu, operator mana yang melancarkan iklan tersebut. Kalimat singkat yang bisa ditafsirkan sebagai bentuk rasa tanggungjawab operator selular kepada pelanggan, sekaligus juga serangan balik terhadap saingan. Cukup kreatif sebagai sebuah kalimat provokatif.

Tetapi, saya tidak ingin berbicara tentang iklan atau perang iklan antar operator seluler. Biarlah urusan iklan ataupun perang iklan menjadi urusan masing-masing operator seluler. Yang ingin saya angkat adalah kalimat “Telpon Putus Kami Ganti”.

Pada kalimat tersebut, seolah-olah (menurut saya) operator sangat baik sekaligus arogan pada saat yang bersamaan. Mengapa arogan? Iya, arogan sekali.. memangnya setelah telpon terputus dan operator mengganti pulsa, urusan jadi selesai???

Tentu kita semua sepakat akan merasa sangat terganggu ketika menelpon tiba-tiba putus. Saya dan juga anda menggunakan layanan operator selular adalah untuk berkomunikasi. Tingkat loyalitas anda terhadap layanan operator selular adalah saat berkomunikasi lancar, nyaman, dan tentu saja murah, dimanapun anda berada.


Ketika telepon sering putus.. apakah anda nyaman???? Tentu kita sepakat jawabannya adalah TIDAK.

Ketika komunikasi telepon sering putus dan mendapat ganti pulsa dari operator… apakah tingkat ketidaknyamanan anda berubah serta merta menjadi nyaman ????? jawabannya bisa berbeda, tergantung individu.

Meski seandainya dalam satu kesempatan komunikasi.. tiba-tiba sambungan terputus hingga berkali-kali, lalu anda mendapat penggantian sesuai janji operator,.. apakah urusan anda jadi selesai dengan lawan bicara anda???

Nelpon lagi… putus lagi… ganti lagi…….. (katakanlah sampai 10x)

Cape deh………

Saya pribadi membeli pulsa atau membayar tagihan telepon saya setiap bulan adalah untuk berkomunikasi secara lancar, nyaman (tanpa putus), dan bisa dimana saja. Saya tidak perlu penggantian pulsa karena telpon terputus. Yang saya butuhkan adalah kenyamanan. Harusnya dari tim evaluasi layanan operator tersebut melakukan penelitian ini sebelum melancarkan iklan provokatif.



Bagikan/Simpan/Bookmarks


Artikel Terkait