October 26, 2015

Masa Lalu

Pada sebuah obrolan bersama teman-teman sehobby, muncul sebuah pertanyaan yang cukup mengusik saya untuk memikirkannya. Pertanyaannya begini "Apa manfaat mengulang-ulang kisah masa lalu kita kepada orang lain?"

Langsung saja saya jawab, tidak ada manfaatnya sama sekali, selain menunjukkan bahwa si penutur kisah masa lalu itu ingin menujukkan bahwa dirinya sudah TUA.

"Kenapa bisa begitu? Bukankah kita bisa belajar sesuatu dari kisah masa lalu seseorang?" Tanya teman saya di sebelah.

"Karena di ulang-ulang" jawab saya singkat.

Jika sekali duakali, mungkin kita bisa mengambil hikmah dari sebuah kisah masa lalu yang diceritakan oleh si penutur kisah. Namun, ketika kisah tadi di ulang-ulang hingga berkali-kali, pendengar kisah pasti akan bosan. Saat rasa bosan mencapai puncaknya, pilihannya cuma dua, meninggalkan si penutur kisah, atau menyatakan kebosanannya secara terus terang.

Kita tidak sedang berada di era yang mengharuskan kita menghafal sesuatu agar lulus ujian. Generasi sekarang cukup membuka Google untuk mengerjakan tugas sekolah. Semuanya serba praktis, instan dan cepat. Jika sudah seperti ini, masih perlukah menghafal sesuatu dengan cara mengulang-ulang?

Artikel Terkait